Irfad Faiq Abdillah. Diberdayakan oleh Blogger.

Rabu, 21 Desember 2011

RPP dan SILABUS MTs dan SMP

Minggu, 18 Desember 2011

FUNGSI PSIKOLOGI PENDIDIKAN BAGI ANAK


1.         Psikologi mempunyai pengaruh yang besar tehadap kemajuan dan perkembangan pendidikan(pedagogik). Oleh karena  itu, pedagogi-sebagai ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membimbing sepanjang hayatnya-tidak akan mencapai sukses jikatidak berpedoman kepada psikologi yang bertugas menunjukan perkembangan hidup manusia sekaligus cirri-ciri,watak, dan kepribadian.

           Psikologi memang dapat memberikan bimbingan kepada pendidikan, misalnya bagaimanna cara anak belajar, berfikir, mengingat, berkonsentrasi, dan sebagainya. Dengan kata lain, pedagogi akan dapat cepat mencapai sasaran bimbingan bila ia dapat memahami langkah-langkah  yang sesuai dengan petunjuk psikologi.

2.                  Jiwa anak memang berbeda dengan jiwa orang dewasa, karena itu cara mendidiknya pun tidak sama dengan cara mendidik orang dewasa. Lebih-lebih di saat pertumbuhan anak menuju tingkat dewasa, pendidikan harus menyesuaikan pola pendidikannya dengan karakteristik yang dimiliki anak. Disinilah pentingnya psikologi pendidikan. Dengan demilikinya penetahuan tentang psikologi pendidikan anak, maka para pendidikan pun akan dapat menepikan kesalahan-kesalahan dalam proses pendidikan dan pertumbuhan anak menuju dewasa.
Di samping itu, dari psikologi pulalah kita dapat mengeahui 
Bahwa pendidikan yang merupakan applied dari psikologi tidak boleh menonjolkan salah satu fungsi saja dari kejiwaan si anak. Misalnya kalau ditonjolkan fungsi piker saja maka akan cendrung ke intelektualistis, kalau yang ditonjolkan fungsi rasanya saja maka akan cendrung ke emosionalistis, dan kalau yang dtonjolkan fungsi kemauannya saja akan cendrung ke oluntaristis.
3.                  Manusia juga merupakan psychosomatic, makhluk yang terdiri dari dua aspek kehidupan. Kedua aspek itu ialah aspek jism, jasmani atau fisikologis, dan aspek ruh, rohani (psikologis). Kedua  aspek tersebut satu sama lain sangat mempengaruhi.karena itu, kelemahanda kesempurnaansatu satu aspek akan berpengaruh langsung terhadap aspek yang lain.sehingga terjadi dinamika (ketegangan)antara keduanya.dengan demikian unsur jasmani itu menentukankondisi karakter, dan sebaliknya karakter mempengaruhi ekspresi fisik dan tingkah laku jasmaniah.
4. Menurut Sigmund Freud, kepribadian itu terdir dari atas tiga istem atau aspek, yaitu:
1.                  Das Es (the id), yaitu aspek biologis,
2.                  Das Icp (the ego), yaitu aspek psikologis,
3.                  Das Ueber Ich ( the super ego), yaitu aspek sosiologis.sukar (tidak mungkin) untuk memisah-misahkan pengaruhnya terhadap tingkah laku manusia.
Kendatipun ketiga aspek itu masing-masing mempunyai fungsi, prinsip kerja, sifat, dan dinamika sendiri-sendiri, namun ketiga berhubungan dengan rapatnya sehingga
1.                  Das Es (Id) atau aspek biologis dari pada kepribadian adalah aspek yang orisnal. Dari sinilah kedua aspek yang lain diasalkan. Das es berfungsi dengan berpegang kepada prnsip “kenikmatan” (lustprinzip pleasure principle), yaitu encari keenakan dan menghindari diri dari ketidakenakan. Untuk menghilangkan ketidakenakan itu Das Es mempunyai dua macam cara yaitu:
a)                  Reflex dan reaksi-reaksi otomatis, seperti bersin, berkedip dan sebagainya
b)                  Proses primer, seperti kalau orang lapar lalu membayangkan makanan.
Akan tetapi jelas kiranya bahwa cara”ada” uang demikianitu tidak mungkin dipertahankan: orang yang lapar tidak akan menjadi kenyang dengan membayangkan makanan. Karena itulah dengan sendirinya dibutuhkan adanya aspek lain yang menghubungkan peribadi dengan dunia objektif. Asfek ini ialah Das ich.
2.                  Das ich (ego) atau aspek psikologis dari kepribadian ini timbul dari kebutuhn orgnisme untuk dapat berhubungan dengan dunia luar secara realitas. Di dalam berfungsinya Das Ich itu berpegang kepada prinsip “realitas”(realitatsprinzip reality principle). Tujuannya masih dalam garis kepentingan organisme, yaitu mendapatkan keenakan dan menghindarkan diri dari ketidakenakan, tetapi dalam bentuk dan cara yang sesuai dengan kondisi-kondisi dunia riil, sesuai dengan kenyataan, baik tiu kenyataan benda-benda, maupun kenyataan nilai-nilai social.
3.                  Das Ueber Ich  atau aspek sosiologis dari kepribadian ini merupakan wakil nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat sebagaimana ditafsirkan orang tua kepada anak-anaknya,yang diajarkan (dimasukan) dengan berbagai perintah dan larangan. Das Ueber Ich lebih merupakan hal yang “ideal” dripada hal yang “riil”, lebih itu Das Ueber Ich dapat pula dianggap sebagai aspek moral daripada kepribadian. Fungsinya yang terutama ialah menentukan apakah sesuatu  susila atau tidak susila, pantas atautidak pantas, benar atau salah, dan dengan berpedoman ini pribadi dapat bertindak dalam cara yang sesuai dengan moral masyarakat.


            Sasaran dari obyek pendidikan adalah pembentukan karakter. Dimana didalam proses pendidikan ini di tekankan pada proses pembentukan karakter yang di harapkan dari hasil pendidikan ini adalah murid memiliki karakter yang sesuai dengan tuajuan dari pendidikan.
Tujuan pendidikan yang luhur bukanlah pengetahuan, melainkan tindakan

           Yang dimaksud disini adalah pendidikan lebih mengutamakan tindakan langsung kepada murid sebagai bentuk perwujudan dari kepribadian murid tersebut, pendidikan bukan bertujuan kepada pengetahuan karena pengetahuan hanya bersifat teori saja yang mengacu hanya pada nilai angka saja bukan pada nialai norma.

Rabu, 07 Desember 2011

Gratis Domain Dot COM

Buat temen-temen blogger yang ingin menggunakan domain dot com tapi terbentur dana yang minim,, kaya saya ini, hehehe
saya punya info bagus ni, ada sebuah web yang menyediakan domain secara geratis tapi minim persyaratan, menurut saya sih, hehehe
soalnya syarat nya cuma,
mencari referal sebanyak 9 orang dan kita akan diberikan domain nya,
berikut rincian gambar nya,

Pendaftaran nya juga gak ribet kok, bagi yang berniat bisa mendaftar nya melalui referal saya, disini
Sesama sobat blogger harus saling membantu, Hehehehe

Kamis, 17 November 2011

arti pendidikan dan pola pembelajaran


Arti pembelajaran
Menurut bahasa adalah: perubahan tingkah laku yangberupa pikiran, perasaan, gerakan yang meenjadi pengalaman.
Ø  Perubahan: berbeda dari sebelumnya(berbeda menjadi yang lebih baik).
Ø  Tingkah: a. bisa berupa pikiran (otak)
                     b. Perasaan (hati)
                     c. Gerakan (anggota tubuh)
Ø  Pengalaman: sesuatu yang pernah dialami dan mempunyai nilai, yang terjadi pada individu
Menurut istilah:
v  Pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara pebelajar, pengajar dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media.

Rabu, 16 November 2011

model dan pola dalam belajar

Robert M. Gagne membedakan pola-pola belajar siswa ke dalam delapan tipe, yaitu sebagai berikut:
1. Signal Learning (Belajar Isyarat)
Signal learning dapat diartikan sebagai proses penguasaan pola-pola dasar perilaku bersifat involuntary (tidak sengaja dan tidak disadari tujuannya)
2. Stimulus-Respons Learning (Belajar Stimulus-Respons)
Proses belajar bahasa pada anak-anak merupakan proses yang serupa dengan ini. Kondisi yang diperlukan untuk berlangsungnya tipe belajar ini adalah faktor inforcement. Waktu antara stimulus pertama dan berikutnya, semakin kuat reinforcement.
3. Chaining (Rantai atau Rangkaian)
Chaining adalah belajar menghubungkan satuan ikatan S-R (Stimulus-Respons) yang satu dengan lain. Kondisi yang diperlukan bagi berlangsungnya tipe belajar ini antara lain, secara internal anak didik sudah harus terkuasai sejumlah satuan S-R, baik psikomotorik maupun verbal.
4. Verbal Association (Assosiasi Verbal)
5. Discrimination Learning (Belajar Diskrimination)
6. Concept Learning (Belajar konsep)
7. Rule learning (Belajar aturan)
8. Problem solving (pemecahan masalah)
sumber: SVOONG

Sabtu, 12 November 2011

pendidikan&pengetahuan: PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

pendidikan&pengetahuan: PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF

PENGERTIAN PENELITIAN KUALITATIF DAN KUANTITATIF


Terdapat beberapa istilah pada kedua metode tersebut. Borg and Gall (1989) menyatakan sebagai berikut:
                Many labels have been used to distinguish between traditional research methods and these new methods: positivistic versus interpretive research; quantitative versus qualitative research. The quantitative-qualitative distinction seem most widely used. Both quantitative researchers and qualitative researcher go about inqury in different ways.
                Metode kuantitatif dan kualitatif sering digunakan dengan nama metode yang tradisional, dan metode baru; metode positivistik dan metode postpositivistik; metode scientific dan metode artistik, metode konfirmasi dan temuan; serta kuantitatif dan dan interpretif. Jadi metode kuantitatif sering dinamakan metide tradisional, positifistik, scientific dan metode discovery. Selanjutnya metode kualitatif sering dinamakan sebagai metode baru, postpositivistik; aretistik; dan interpretive research.
                Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positifistik karena berlandaskan pada filsafat positifisme. Metode ini juga sebagai metode scientific/ilmiah karena telah memenuhi kaedah ilmiah yaitu kongkrit, obyrktif, terstruktur, rasional, dan sistematis. Metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
                Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai metode baru, karena populasitasnya belum lama, dinamakan metode postpositifistik karena berlandaskan pada filsafat postpositifisme. Metode ini disebut juga sebagai metode artistik, karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut metode interpretif karena data hasil penelitian lebih berkenenaan dengan interprestasi terhadap data yang ditemukan dilapangan. Untuk selanjutnya dalam buku ini kedua metode itu disebut mitode kualitatif dan kuantitatif.
                Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitan naturalistik karena penelitianya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting); disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banya digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai metode kualitatif, karen data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat kualitatif.

Sabtu, 05 November 2011

perbedaan penelitian kualitatif dan kuantitatif

Menurut Strauss dan Corbin (1997: 11-13), yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari kuantifikasi(pengukuran). Penelitian kualitatif secara umum dapat digunakan untuk penelitian tentangkehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, fungsionalisasi organisasi, aktivitas sosial, danlain-lain. Salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman para penelitidimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan memahami apa yang tersembunyidibalik fenomena yang kadangkala merupakan sesuatu yang sulit untuk dipahami secaramemuaskan.Bogdan dan Taylor (1992: 21-22) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yng menghasilkan data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilakuorang-orang yang diamati. Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasil kan uraian yangmendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yangdikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik. Penelitian kualitatif bertujuanuntuk mendapatkan pemahaman yang sifatnya umum terhadap kenyataan sosial dari perpektif  partisipan. Pemahaman tersebut tidak ditentukan terlebih dahulu, tetapi didapat setelahmelakukan analisis terhadap kenyataan sosial yang menjadi fokus penelitian. Berdasarkananalisis tersebut kemudian ditarik kesimpulan berupa pemahaman umum yang sifatnya abstrak tentang kenyataan-kenyataan (Hadjar, 1996 dalam Basrowi dan Sukidin, 2002: 2)Konsep dan Ragam Penelitian Kualitatif Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miler (1986: 9) pada mulanya bersumber pada pengamatan kualitatif yang dipertentangkan dengan pengamatan kuantitatif. Pengamatankuantitatif melibatkan pengukuran tingkatan suatu ciri tertentu. Untuk menemukan sesuatudalam pengamatan, pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu pengamat pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.Berdasarkan pertimbangan dangkal demikian, kemudian peneliti menyatakan bahwa penelitiankuantitatif mencakup setiap penelitian yang didasarkan atas perhitungan persentase, rata-rata dan perhitungan statistik lainnya.
Dengan kata lain, penelitian kuantitatif melibatkan diri pada perhitungan atau angka atau kuantitas.Di pihak lain kualitas menunjuk pada segi alamiah yang dipertentangkan dengan kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian penelitian kualitatif tampaknyadiartikan sebagai penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Pemahaman yang demikiantidak selamanya benar, karena dalam perkembangannya ada juga penelitian kualitatif yangmemerlukan bantuan angka-angka seperti untuk mendeskripsikan suatu fenomena maupun gejalayang diteliti.Dalam perkembangan lebih lanjut ada sejumlah nama yang digunakan para ahli tentangmetodologi penelitian kualitatif (Noeng Muhadjir. 2000: 17) seperti : interpretif groundedresearch, ethnometodologi, paradigma naturalistik, interaksi simbolik, semiotik, heuristik,hermeneutik, atau holistik, yang kesemuanya itu tercakup dalam klasifikasi metodologi penelitian postpositivisme phenomenologik interpretif.Berdasarkan beragam istilah maupun makna kualitatif, dalam dunia penelitian istilah penelitiankualitatif setidak-tidaknya memiliki dua makna, yakni makna dari aspek filosofi penelitian danmakna dari aspek desain penelitian.Pengertian penelitian kualitatif lainnya:"Penelitian kualitatif adalah kategori yang didefinisikan secara longgar dari desain penelitianatau model, yang semuanya menimbulkan verbal, visual, sentuhan, penciuman, dan gustatorydata dalam bentuk narasi deskriptif seperti catatan lapangan, rekaman, atau transkripsi lainnyadari audio dan video dan lain yang ditulis catatan dan gambar-gambar atau film "-Judith Preissle.Penelitian kualitatif juga disebut dengan: interpretive research, naturalistic research, phenomenological research (meskipun ini disebut sebagai jenis dari penelitian kualitaif yangdipakai penelitian deskriptif).Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian danvariabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing.
Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalammenggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yangkemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa danformula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalamhubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnyaPerbedaan Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Penelitian untuk membuktikan atau menemukan sebuah kebenaran dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu kuantitatif maupun kualitatif. Kebenaran yang di peroleh dari dua pendekatantersebut memiliki ukuran dan sifat yang berbeda.Pendekatan kuantitatif lebih menitik beratkan pada frekwensi tinggi sedangkan pada pendekatankualitatif lebih menekankan pada esensi dari fenomena yang diteliti. Kebenaran dari hasilanalisis penelitian kuantitatif bersifat nomothetik dan dapat digeneralisasi sedangkan hasilanalisis penelitian kualitatif lebih bersifat ideographik, tidak dapat digeneralisasi.Hasil analisis penelitian kualitatif naturalistik lebih bersifat membangun, mengembangkanmaupun menemukan terori-teori sosial sedangkan hasil analisis kuantitatif cenderungmembuktikan maupun memperkuat teori-teori yang sudah ada.
Perbedaan Antara Penelitian Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif Kebutuhan pemahaman yang benar dalam menggunakan pendekatan, metode ataupun teknik untuk melakukan penelitian merupakan hal yang penting agar dapat dicapai hasil yang akuratdan sesuai dengan tujuan penelitian yang sudah ditentukan sebelumnya. PErbedaan pendekatankualitatif dan kuantitatif yaitu:
1.      Konsep
 yang berhubungan dengan pendekatanPendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi suatu situasi tertentu (dalamkonteks tertentu), lebih banyak meneliti hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari.Pendekatan kualitatif, lebih lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir;oleh karena itu urut-urutan kegiatan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi dan banyaknyagejala-gejala yang ditemukan. Tujuan penelitian biasanya berkaitan dengan hal-hal yang bersifat praktis.
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian danvariabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variable masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalammenggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis.Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujiannya yangkemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa danformula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalamhubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
2.       Dasar
TeoriJika kita menggunakan pendekatan kualitatif, maka dasar teori sebagai pijakan ialah adanyainteraksi simbolik dari suatu gejala dengan gejala lain yang ditafsir berdasarkan pada budayayang bersangkutan dengan cara mencari makna semantis universal dari gejala yang sedangditeliti. Pada mulanya teori-teori kualitatif muncul dari penelitian-penelitian antropologi ,etnologi, serta aliran fenomenologi dan aliran idealisme. Karena teori-teori ini bersifat umum danterbuka maka ilmu social lainnya mengadopsi sebagai sarana penelitiannya.Lain halnya dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan ini berpijak pada apa yang disebutdengan fungsionalisme struktural, realisme, positivisme, behaviourisme dan empirisme yangintinya menekankan pada hal-hal yang bersifat kongkrit, uji empiris dan fakta-fakta yang nyata.
3.      Tujuan
Tujuan utama penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif ialah mengembangkan pengertian, konsep-konsep, yang pada akhirnya menjadi teori, tahap ini dikenal sebagai³grounded theory research´.Sebaliknya pendekatan kuantitatif bertujuan untuk menguji teori, membangun fakta,menunjukkan hubungan antar variable, memberikan deskripsi statistik, menaksir danmeramalkan hasilnya.
4.      Desain
Melihat sifatnya, pendekatan kualitatif desainnya bersifat umum, dan berubah-ubah / berkembang sesuai dengan situasi di lapangan. Kesimpulannya, desain hanya digunakan sebagaiasumsi untuk melakukan penelitan, oleh karena itu desain harus bersifat fleksibel dan terbuka.Lain halnya dengan desain penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, desainnyaharus terstruktur, baku, formal dan dirancang sematang mungkin sebelumnya. Desainnya bersifatspesifik dan detil karena desain merupakan suatu rancangan penelitian yang akan dilaksanakansebenarnya. Oleh karena itu, jika desainnya salah, hasilnya akan menyesatkan. Contoh desainkuantitatif: ex post facto dan desain experimental yang mencakup diantaranya one short casestudy, one group pretest, posttest design, Solomon four group design dll.nya.
5.      Data
Pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskriptif, maksudnya data dapat berupa gejala-gejalayang dikategorikan ataupun dalam bentuk lainnya, seperti foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada jsaat penelitian dilakukan.Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya bersifat kuantitatif /angka-angka statistik ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data tersebut berbentuk variable-variajbel dan operasionalisasinya dengan skala ukuran tertentu, misalnya skala nominal,ordinal, interval dan ratio.
6.       Sampel
Sampel kecil merupakan ciri pendekatan kualitatif karena pada pendekatan kualitatif penekanan pemilihan sample didasarkan pada kualitasnya bukan jumlahnya. Oleh karena itu, ketepatandalam memilih sample merupakan salah satu kunci keberhasilan utama untuk menghasilkan penelitian yang baik. Sampel juga dipandang sebagai sample teoritis dan tidak representatif Sedang pada pendekatan kuantitatif, jumlah sample besar, karena aturan statistik mengatakan bahwa semakin sample besar akan semakin merepresentasikan kondisi riil. Karena padaumumnya pendekatan kuantitatif membutuhkan sample yang besar, maka stratafikasi samplediperlukan . Sampel biasanya diseleksi secara random. Dalam melakukan penelitian, bila perludiadakan kelompok pengontrol untuk pembanding sample yang sedang diteliti. Ciri lain ialah penentuan jenis variable yang akan diteliti, contoh, penentuan variable yang mana yangditentukan sebagai variable bebas, variable tergantung, varaibel moderat, variable antara, danvaraibel kontrol. Hal ini dilakukan agar peneliti dapat melakukan pengontrolan terhadap variable pengganggu.
7.      Teknik Jika peneliti menggunakan pendekatan kualitatif, maka yang bersangkutan kan menggunakanteknik observasi terlibat langsung atau riset partisipatori, seperti yang dilakukan oleh para peneliti bidang antropologi dan etnologi sehingga peneliti terlibat langsung atau berbaur denganyang diteliti. Dalam praktiknya, peneliti akan melakukan review terhadap berbagai dokumen,foto-foto dan artefak yang ada. Interview yang digunakan ialah interview terbuka, terstruktur atau tidak terstruktur dan tertutup terstruktur atau tidak terstruktur.Jika pendekatan kuantitatif digunakan maka teknik yang dipakai akan berbentuk observasiterstruktur, survei dengan menggunakan kuesioner, eksperimen dan eksperimen semu. Dalammencari data, biasanya peneliti menggunakan kuesioner tertulis atau dibacakan. Teknik mengacu pada tujuan penelitian dan jenis data yang diperlukan apakah itu data primer atau sekunder.
8.       Hubungan dengan yang ditelitiDalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti tidak mengambil jarak dengan yang diteliti. Hubungan yang dibangun didasarkan pada saling kepercayaan. Dalam praktiknya, peneliti melakukan hubungan dengan yang diteliti secara intensif. Apabila sample itumanusia, maka yang menjadi responden diperlakukan sebagai partner bukan obyek penelitian.Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif peneliti mengambil jarak denganyang diteliti. Hubungan ini seperti hubungan antara subyek dan obyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan tingkat objektivitas yang tinggi. Pada umumnya penelitiannya berjangka waktu pendek.
9.      Analisa DataAnalisa data dalam penelitian kualitatif bersifat induktif dan berkelanjutan yang tujuan akhirnyamenghasilkan pengertian-pengertian, konsep-konsep dan pembangunan suatu teori baru, contohdari model analisa kualitatif ialah analisa domain, analisa taksonomi, analisa komponensial,analisa tema kultural, dan analisa komparasi konstan (grounded theory research).Analisa dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif, uji empiris teori yang dipakai dandilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas dengan menggunakan sarana statistik,seperti korelasi, uji t, analisa varian dan covarian, analisa faktor, regresi linear dll.nya.